pengaruh taraf pemberian garam
terhadap pertumbuhan tanaman kangkung
Dasar Teori
Tanah merupakan sistem hidup yang
dapat mengolah pupuk anorganik yang diberikan menjadi bentuk tersedia atau
tidak tersedia bagi tanaman. Kunci proses tersebut adalah bahan organik tanah
yang berperan sebagai penyangga biologi, sehingga tanah dapat menyediakan hara
dalam jumlah berimbang. Tanah yang miskin bahan organik akan berkurang
kemampuannya untuk menyangga pupuk, sehingga efisiensi pupuk berkurang karena
sebagian besar pupuk hilang dari lingkungan perakaran.
Bahan organik tanah seperti yang
didefinisikan oleh Stevensen dan Merez (1982), adalah semua senyawa dalam tanah
termasuk jaringan tanaman dan hewan, produk – produk dekomposisinya seperti
sisa – sisa organik dan biomassa tanah (biomassa mikroba). Jenkinson dan Raynor
(1977), menggambarkan lima fraksi dari bahan organik dan senyawa – senyawa
setengah umur mereka dalam tanah, yaitu :
1.
Sisa – sisa
bahan segar dari tanaman dan hewan : 0,17 tahun.
2.
Lignin dari
penambahan bahan organik sebelumnya : 2,3 tahun.
3.
Material yang
terserap oleh koloid tanah : 50 tahun.
4.
Humus tua :
2,0 tahun.
5.
Biomassa
tanah (sel – sel mikroorganisme dengan hasil metaboliknya) : 1,7 tahun.
Menurut Hardjowigeno (1997), bahan organik dapat
memeperbaiki sifat – sifat tanah. Bahan – bahan organik pada umumnya ditemukan
di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar hanya sekitar 3 – 5%, tetapi
pengaruhnya terhadap sifat – sifat tanah besar sekali. Adapun pengaruh bahan
terhadap sifat – sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman
adalah :
1.
Sebagai
granulator, yaitu untuk memperbaiki struktur tanah.
2.
Sumber unsur
hara N, P, S, unsur mikro dan lain – lain.
3.
Sumber energi
bagi mikroorganisme.
4.
Menambah
tanah untuk menahan air.
5.
Mengurangi
fiksasi P oleh oksida – oksida besi dan Al melalui senyawa kompleks.
6.
Sebagai
chelating agent, yaitu menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur – unsur
hara (kapasitas tukar kation menjadi tinggi).
Sifat fisik tanah mempunyai peranan yang sangat
penting karena produksi tanaman tidak tergantung pada unsur hara tetapi
ditentukan juga oleh ketersediaan air dan udara di dalam tanah. Hubungan air
dan udara tanah berpengaruh terhadap perkembangan akar, proses biologi dan
kimia. Proses tersebut akan berlangsung baik apabila pada kondisi optimum.
Salah satu usaha perbaikan sifat fisik tanah adalah pemberian bahan organik.
Mengingat pentingnya peranan bahan organik terhadap
kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah, maka pengelolaan kesuburan tanah
harus dilakukan secara terpadu dimana pupuk anorganik dengan takaran
berdasarkan uji tanah dikombinasikan dengan pemupukkan bahan organik. Hasil
penelitian menunjukkan pengelolaan hara terpadu dapat meningkat produksi secara
berkelanjutan.
Tanaman kangkung diduga berasal dari daerah tropis,
terutama di kawasan Afrika dan Asia. Sebagian besar kangkung tumbuh di Asia terutama
di sebelah selatan dan timur, termasuk Malaysia, Burma, Indonesia, Cina
Selatan, Australia dan beberapa kota di Afrika.
Kedudukan tanaman kangkung dalam tata nama
(sistematika) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub
Divisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Famili
: Convolvulaceae
Genus
: Ipomea
Spesies :
Ipomea reptans poir (kangkung darat).
Menurut Rukmana (1994), kangkung
merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Batang tanaman
berbentuk bulat panjang, berbuku – buku, banyak mengandung air (herbaceous) dan
berlubang – lubang. Batang tanaman kangkung tumbuh merambat atau menjalar dan
percabangannya banyak. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan
cabang akarnya menyebar ke semua arah. Tangkai dan melekat pada buku – buku
batang dan diketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
percabangan baru. Bentuk daun pada umumnya seperti jantung hati, ujung daunnya
runcing ataupun tumpul, permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua dan
permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
Tujuan
Mengetahui pengaruh pemberian garam terhadap
pertumbuhan kangkung
Alat dan Bahan
Ø Ember
Ø Paralon
Ø Gelas ukur
Ø Timbangan analitik
Ø Tanah
Ø Garam
Ø Air
D. Cara Kerja
1.
Siapkan paralon
yang telah dilobangi, tanah, dan garam
2.
Masukkan
tanah dalam paralon, jangan terlalu padat
3.
Letakkan
paralon yang telah berisi tanah kedalam emb
4.
Masukkan air
yang telah dicampur garam kedalam ember sesuai dengan perlakuan :
a. G0 = 1.5 liter air tanpa
garam (kontrol)
b. G1 = 1.5 liter air + 4.5 gram garam
c. G2 = 1.5 liter air + 6 gram garam
d. G3 = 1.5 liter air + 7.5 gram garam
e. G4 = 1.5 liter air + 9 gram garam
5.
Masing –
masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
6.
Tanam benih
kangkung pada tiap polibag sebanyak 5 benih
7.
Metode
penelitian pada percobaan ini menggunakan RAK faktorial.
8.
Lakukanlah
pengamatan pada tiap minggu dengan parameter :
a. Tinggi tanaman.
b. Jumlah daun.
c. Panjang daun.
9.
Timbanglah
berat basah dan berat kering tanaman pada akhir percobaan.
Hasil dan Pembahasan
Tinggi Tanaman
|
||||
kelompok
|
Perlakuan
|
Total
|
||
1
|
2
|
3
|
||
G0
|
12,74
|
18,9
|
21,43
|
53,07
|
G1
|
8,69
|
16,59
|
20,17
|
45,45
|
G2
|
9,99
|
15,09
|
19,35
|
44,43
|
G3
|
9,38
|
13,45
|
16,75
|
39,58
|
G4
|
7,45
|
12,81
|
15,12
|
35,38
|
Total
|
48,25
|
76,84
|
92,82
|
217,91
|
FK = (217,91)2
= 3.165,65
5.3
JKT = (12,742 + 18,92 +
21,432 + . . . + 15,122) – 3.165,65 = 270,28
JKP = (48,252 + 76,842
+ 92,822) – 3.165,65 = 203,95
5
JKK = (53,072 + 45,45
+ 44,432 + 39,482 + 35,382) – 3.165,65 = 56,54
3
JKG = 270,28 – 203,95 – 56,54 = 9,79
ANOVA
sk
|
db
|
jk
|
kt
|
F. Hitung
|
F. Tabel
|
|
5%
|
10%
|
|||||
Kelompok
|
4
|
56,54
|
14,14
|
7.48
|
||
Perlakuan
|
2
|
203,95
|
101,98
|
53.96
|
||
Galat
|
8
|
9,79
|
1.89
|
db kelompok =
5 – 1 = 4
db perlakuan =
3 – 1 = 2
db galat =
4 . 2 = 8
Jumlah Daun
|
||||
Kelompok
|
Perlakuan
|
Total
|
||
1
|
2
|
3
|
||
G0
|
3,8
|
5,13
|
4,33
|
13,26
|
G1
|
3,44
|
4,44
|
4,08
|
11,96
|
G2
|
3,17
|
4,58
|
4,67
|
12,42
|
G3
|
3,67
|
4,33
|
3,17
|
11,17
|
G4
|
4
|
4,33
|
3,92
|
12,25
|
Total
|
18,08
|
22,81
|
20,17
|
61,06
|
FK = (61,06)2
= 248,56
5.3
JKT = (3,82 + 5,132 + 4,33 2
+ . . . + 3,922) – 248,56 = 4,36
JKP = (18,082 + 22,812
+ 20,172) – 248,56 = 2,24
5
JKK = (13,262 + 11,96
+ 12,422 + 11,172 + 12,252) – 248,56 = 0,78
3
JKG = 4,36 – 2,24 – 0,78 = 1,34
ANOVA
sk
|
db
|
jk
|
kt
|
F. Hitung
|
F. Tabel
|
|
5%
|
10%
|
|||||
Kelompok
|
4
|
4,36
|
1,09
|
6,41
|
||
Perlakuan
|
2
|
2,24
|
1,12
|
6,59
|
||
Galat
|
8
|
1,34
|
0,17
|
db kelompok =
5 – 1 = 4
db perlakuan =
3 – 1 = 2
db galat =
4 . 2 = 8
Berat Tanaman
|
||
Perlakuan
|
Berat Tanaman
|
|
Basah
|
Kering
|
|
G0
|
7,06
|
4,37
|
G1
|
3,23
|
6,24
|
G2
|
3,44
|
2,8
|
G3
|
3,98
|
2,25
|
G4
|
2,01
|
0,96
|
Pada
praktikum kali ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui pengaruh pemberian
kadar garam terhadap pertumbuhan tanaman kangkung, pada praktikum kali ini di
buat 5 perlakuan dan terdapat 3 ulangan pada setiap perlakuan. Perlakuan
pertama G0 sebagai kontrol, G1 kadar garam 4.5 gram garam
dalam 1.5 liter air, G2 kadar garam 6 gram dalam 1.5 liter air, G3
kadar garam 7.5 gram dalam 1.5 liter air, G4 kadar garam 9 gram
dalam 1.5 liter air. Siapkan paralon yang telah dilubangi bagian sampingnya
kemudian masukkan tanah kedalam paralon namun jangan terlalu padat agar air
dapat meresap dengan maksimal dan akar tanaman kangkung dapat menembus tanah
dengan maksimal, masukkan paralon yang telah berisi tanah kedalam ember,
letakkan benih kangkung kedalam paralon masing – masing 5 buah benih kemudian
siram.
Satu minggu setelah penanaman tanaman
kangkung telah tumbuh baru dapat dilakukan perlakuan dengan cara menuangkan
campuran air dan garam sesuai perlakuakn ke dalam ember. Pada pengamatan minggu
pertama tanaman kangkung yang hidup berada pada kisaran 3 – 4 tanaman dengan
tinggi tanaman antar 3.5 cm – 11 cm, dan jumlah daun yang telah tumbuh pada
semua tanaman sebanyak 2 helai daun. Pada pengamatan ke dua kangkung dapat
tumbuh secara normal baik pada kontrol maupun pada air yang telah dicampur
dengan garam hal ini ditandai dengan tinggi tanaman yang semakin bertambah dan
jumlah daun yang bertambah pula tanpa ada tanaman yang mati maupun kekeringan.
Pada pengamatan terakhir pertumbuhan kangkung juga dalam keadaan normal tinggi
tanaman kangkung terus bertambah dan jumlah daun pun juga bertambah. Pada
pengamatan terakhir dilakukan pengeringan semua kangkung hal ini di maksudkan
unutk mengetahui kandungan air pada kangkung pada setiap perlakuan yang
diberikan. Tanaman kangkung seluruhnya di panen dan dipisahkan berdasarkan
perlakuan yang diberikan setelah itu di timabng untuk diketahui berat basahnya,
untuk mengetahui berat kering kangkung dilakukan pengovenan selama 5 jam dengan
kisaran suhu antar 80 – 900 C, setelah 5 jam pengovenan kangkung
dikeluarkan dan ditimbang untuk mengetahui berapa berat kering pada tanaman
kangkung
Kesimpulan
Pada percobaan kali ini tanaman kangkung tumbuh
cukup baik dan tidak ada tanaman kangkung yang mengalami kekeringan maupun mati
selam 3 minggu pengamatan. Namun kandungan garam yang berikan memberikan dampak
pada berat dari kangkung, semakin tinggi konsentrasi garam yang diberikan maka
berat kangkung akan semakin berkurang. Dapat disimpulkan bahwa tanaman kangkung
dapat bertahan hidup pada kadar air garam hingga 9 gram dalam 1,5 liter air,
meski tidak dapat tumbuh secara optimal namun masih dapat bertahan hidup dan
tumbuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar