PENGUJIAN
KEMURNIAN BENIH
Tujuan
Tujuan dari pengujian kemurnian benih
ialah untuk mengetahui komposisi dari contoh benih yang diuji yang akan
mencerminkan komposisi kelompok benih darimana contoh itu diambil dengan cara –
cara yang sudah ditentukan.
Dasar Teori
Pada prinsipnya pengujian kemurnian
benih di laboratorium adalah melakukan analisa kemurnian fisik ( berdasarkan identitas yang pernah
ditetapkan ) dengan jalan memisahkan contoh benih dalam tiga komponen yaitu :
komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih.
Tanaman Pertanian
Meliputi jenis kultivar / yang diusahakan menurut
ketentuan yang berlaku.
Jenis / kultivar yang dianggap sebagai benih murni
Meliputi semua biji – bijian dari suatu jenis /
kultivar seperti termaksud, yang beratnya lebih dari 5 % dari berat
keseluruhan. Dalam keadaan tertentu jenis / kultivar yang beratnya sama atau
kurang dari 5 % dari keseluruhannya dapat dianggap sebagai benih murni,
misalnya jenis / kultivar yang dicantumkan dalam label sebagai benih campuran
yang beratnya 5 % atau kurang.
a. Biji muda mengkerut, belah dan rusak
b. Pecah biji dengan ukuran yang lebih besar dari ½
ukuran aslinya. Dalam hal ini dikenal biji – biji dari Leguminosae,
Crusifarea, dan Corifarea, apabila kulit bijinya lepas seluruhnya
dianggap sebagai kotoran benih
c. Biji yang terserang penyakit tetapi apabila
bentuknya berubah menjadi Sclerotia atau Smut Balls.
d. Biji yang telah mulai tumbuh.
e. Biji dari Cucurbitaceae dan Solanaceae
yang terdiri dari kulit biji saja dimana digolongkan pada biji hampa.
f.
Buah
hampa ( seed unit ) dari spesies yang termasuk famili seperti di bawah
ini :
1. Bunga matahari ( Compositae )
2. Buck Wheat ( Poligonaceae )
3. Wortel ( Umbiliferae )
4. Valerian ( Valeriaceae )
5. Mint ( Labiate )
g. Semua biji dari rerumputan dimana caryopsis
mempunyai endosperma yang berkembang baik yang dapat diketahui dengan cara ditekan atau diperiksa dengan
sinar.
h. Floret majemuk dan spikelet dari biji seperti
tersebut di bawah ini, dimana salah satu atau lebih dari floret tersebut berisi
caryopsis, seperti Poapratensis, ( blue grass ), Arrhenatherum elatius,
Chloris gayana, Andropogon, Boutolouna, Avena, Hordeum, Dactylis glomerata.
Benih Tanaman Lain
Meliputi biji dari tanaman pertanian yang tidak
termasuk jenis / kultivar yang namanya ditentukan pada label.
Kotoran Benih
Meliputi biji dan semua biji dari tanaman
pertanian dan rerumputan dan bahan – bahan
a. Bahan semacam biji dari bahan tanaman lain
-
pecahan biji
dengan ukuran sama atau kurang dari ½
ukuran asli
-
biji dari
leguminosae dan conifera tanpa kulit biji
b. Bahan yang merupakan bagian dari biji tetapi tidak
termsuk benih murni :
-
biji rusak
tanpa lembaga
-
“glumes” atau
floreat tanpa lembaga atau endosperm ( biji yang terbentuk belum sempurna ).
c. Bahan lain yang bukan merupakan bagian dari biji
seperti tanah, pasir, batu, batang jerami, nematoda galls dan cendawan.
Bahan dan Alat
1. Beberapa contoh benih
2. Spatula
3. Timbanagan
4. Cawan petri
Cara Pelaksanaan
Pengujian
Contoh Kerja
Berat minimum contoh kerja seperti
yang telah ditetapkan dengan beberapa perkecualian seperti diterangkan dalam
bab pengambilan contoh benih. Contoh kerja ditimbang dalam satuan gram dengan tingkat ketelitian sbb :
Berat contoh kerja ( gram )
|
Jumlah desimal
|
1
|
4
|
1,9 – 9,999
|
3
|
10 – 99,9
|
2
|
100 – 999,9
|
1
|
1000 atau lebih
|
0
|
Analis
Analisa kemurnian adalah analisa tunggal. Apabila
hendak melakukan analisa ganda maka digunakan 2 x ½ contoh kerja masing –
masing diambil secara terpisah.
Pemisahan Komponen
Contoh kerja dipisahkan dalam tiga kelompok yaitu
:
1. Benih murni
2. Benih tanaman lain
3. Kotoran benih
Ketiga komponen tersebut masing – masing ditimbang
dalam satuan gram dngan tingkat ketelitian sama dengan contoh kerja.
Perhitungan
- Berat contoh
kerja kurang dari 25 gram, persentase berat dari masing – masing komponen
dihitung terhadap total berat semua komponen dan bukan terhadap berat awal
contoh kerja. Meskipun demikian, total berat tersebut harus dibandingkan
dengan berat awal untuk mengecek adanya kehilangan atau kesalahan lain (
toleransi 1 % ).
- Berat contoh
kerja lebih besar 25 gram, persentase berat benih tanaman lain, dan
kotoran benih dihitung terhadap berat awal contoh kerja. Komponen berat
benih murninya tidak perlu ditimbang tapi dihitung dengan mengurangi angka
100 % dengan jumlah persentase berat kedua komponen lainnya.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian kemurnian benih
kedelai hitam
Berat tanaman lain : 1 gram
Berat murni :
27 gram
Kotoran benih :
2 gram
Berat contoh kerja :
30 gram
Perhitungan
Pengujian kemurnian benih kedelai
hitam
Berat tanaman lain x 100 = 1 gr x 100% =
3.33 %
Berat contoh kerja 30 gr
Kotoran benih x 100 = 2 gr x 100% = 6.67 %
Berat contoh kerja 27 gr
Berat murni = 100%
- (3.33 % + 6.67 %) = 100 % -
10 % = 90 %
Untuk
melakukan pengujian kemurnian benih perlu diketahui dahulu berat keseluruhan
contoh kerja. Hal ini bertujuan agar dapat mengklasifikasikan cara seperti apa
yang dipakai pada saat penghitungan kemurnian benih. Setelah menimbang berat
conth kerja maka dapat diklasifikasikan berat contoh kerja yang beratnya lebih dari 25 gram dan kurang dari 25 gram.
Untuk penghitungan
berat benih yang kurang dari 25 gram, persentase masing – masing komponen dihitung
terhadap total berat semua komponen dan bukan terhadap berat awal contoh kerja
sedangkan untuk berat benih yang lebih dari 25 gram, persentase berat benih
tanaman lain, dan kotoran benih di hitung terhadap awal contoh kerja. Pada
praktikum kali ini benih yang di gunakan adalah benih kedelai hitam dengan
berat lebih dari 25 gram di mana berat benih tanaman lain mencapai 1 gram
dengan persentase 3.33 % dan berat kotoran lain mencapai 2 gram dengan
persentase 6.67 % dan hasilakhir menunjukkan bahwa berat murni benih hanya
mencapai 90 %.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat di ambil kesimpulan banwa benih kedelai
hitam yang di gunakan dalam praktikum tidak memenuhi syarat karena berat murni
benih kurang dari 98 %. Karena terlalu banayak kotoran benih dan benih dari
tanaman lain menyebabkan berat murni benih berkurang dan tidak memenuhi
persyaratan benih yang berkualitas baik.
Daftar Pustaka
v Ir. Etty Hesthiati, M. Si, Darmawan Tri Wibowo, SP, James Arman
Barata “Pedoman Praktikum Teknologi Benih” Fakultas Pertanian Universitas
Nasional 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar