VERTIKULTUR
Dasar
Teori
Lahan yang
sempit memang membuat kegiatan berkebun jadi kurang leluasa, namun dengan
memanfaatkan ruang secara vertikal, berkebun menjadi lebih menyenangkan dengan
kuantitas yang dapat ditingkatkan. Vertikultur adalah pola bercocok tanam yang
menggunakan wadah tanam vertikal untuk mengatasi keterbatasan lahan. Pada praktikum
ini akan di gunakan medium berupa tanah, arang sekam dan bokasi. Dengan
perbandingan yang berbeda ada media yang hanya menggunakan tanah, tanah + arang
sekam (1 : 1), tanah + bokasi (1: 1), dan tanah + bokasi + arang sekam (1 : 1 :
1). Perbandinganmenggunakan volume bukan menggunakan berat karena tanah
memiliki berat jenis paling besar di banding media lain.
Kelebihan pertanian vertikultur adalah penghematan
pupuk. Hal ini disebabkan media tanaman berada dalam suatu wadah, sehingga
pupuk tidak mudah terlarut. Mengurangi pekerjaan pemeliharaan tanaman seperti
pencabutan rumput atau gulma karena penanaman vertical mengurangi tumbuhnya
gulma. Mencegah kerusakan karena hujan, karena bangunan vertical diberikan atap
transparan dari plastik. Efisiensi lahan karena vertikulture dilakukan pada
lahan yang sempit. Bisa dijadikan sebagai hiasan atau dikombinasikan dengan
tanaman hias
Bahan dan Alat
Bahan
·
Tanah
·
Bokasi
·
Arang sekam
Alat
·
Wadah tanam
Cara Kerja
·
Sediakan wadah tanam
untuk penanaman secara vertikulture
·
Semai benih tanaman
yang akan di gunakan dalam praktikum ini
·
Sediakan media tanam
yang akan di gunakan yaitu tanah, arang sekam, dan bokasi dengan perbandingan tanah
+ bokasi (1 : 1), tanah + arang sekam (1 : 1), tanah + arang sekam + bokasi (1
:1 :1 ) dan yang terakhir hanay tanah yang di gunakan sebagai media
Pembahasan
Pertanian Vertikultur adalah
istilah Indonesia yang diambil dari istilah Verticulture dalam bahasa Inggris,
yaitu berasal dari dua kata vertical dan culture, maka verticulture adalah
sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal bertingkat dengan lahan
yang tidak terlalu luas. System ini sangat cocok untuk para petani atau warga
masyarakat yang memiliki lahan sempit bahkan pada pemukiman di daerah padat
yang tidak memiliki halaman sekalipun. Dengan metode vertikultur ini dapat
memanfatkan lahan semaksimal mungkin baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
dengan tanaman sayuran atau buah-buahan semusim atau untuk usaha komersil
dimana hasilnya bisa di jual kepasar.
Bercocok tanam vertikulture,
bentuk bangunan penanaman sangat bervariasi dari bentuk rumah susun, bentuk
tangga, bentuk rak bertingkat hingga yang tidak memerlukan bangunan khusus
misalnya penempelan pot di tembok menggunakan paku yang disusun ke atas, pot
gantung yang dibuat secara bersusun dan lain-lain. Tanaman yang cocok untuk
dibudidayakan secara vertukultur adalah jenis tanaman semusim yang tingginya
tidak lebih satu meter contohnya cabai, tomat, terong, kubis, sawi, seledri,
daun bawang, kangkung darat, bayam dan sebagainya. Sedangkan jenis tanaman
merambat contonnya adalah, mentimun, semangka, melon, kacang panjang, dengan
diberi ajir (kayu penyangga). Selain untuk tanaman sayuran atau buah-buahan
tanaman Vertikultur juga bisa untuk tanaman hias seperti anggrek, bonsai dan
lain-lain.
Kesimpulan
Ternyata bercocok tanam
dengan menggunakan motode vertikultur sangat mudah dan dapat di terapkan di
mana saja meski lahan yang kita miliki tidak terlalu luas sebab motode ini cara
menanamnya secara vertikal bukan secara horizontal jadi dengan lahan yang
sempit pun metode ini masi bisa di terapkan. Selain itu vertikultur juga dapat
menghemat pupuk karena media tanam berada pada suatu wadah yang tidak begitu
luas dan dapat mengurangi pekerjaan untuk merawat tanaman seperti mencabut
gulma karena metode ini dapat mengurangi atau menghambat pertumbuhan gulma.
Daftar
Pustaka
http://www.gemari.or.id/artikel/1970.shtml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar