PEMBUATAN BRIKET ARANG SAMPAH ORGANIK
Dasar Teori
Bila
kita membakar daun, sampah, kayu di udara terbuka secara sempurna, artinya
sampai api dan baranya padam, maka yang tersisa adalah abu. Abu tidak bisa
dibakar, meskipun kadang-kadang masih berwarna hitam dan agak keras sehingga
disebut arang. Memang ada kerancuan istilah atau kosakata antara arang (abu
hitam, yang sudah tak bisa dibakar), zat arang (C, atau karbon, kayu, sebagai
bahan bakar) dan zat asam arang atau Oksigen (O2) berupa gas, terdapat sekitar
22% di udara bebas, berupa senyawa didalam bensin (C6H12O6), getah, ter dsb.
Reaksi kimia pembakaran
kayu (C ) atau arang di udara bebas, oksigen diambil dari udara adalah: CO2 +
Panas + abuàC
+ O2
Masyarakat
pedesaan biasa membuat arang untuk membakar sate, untuk anglo dsb. Caranya,
kayu dibakar dalam ruang tertutup agar udara atau oksigen tidak bisa masuk.
Selama pembakaran, asap dan api keluar menghalangi udara atau oksigen masuk.
Yang terbakar adalah getah, ter dan senyawa lain di dalam kayu yang sudah
mengandung Oksigen. Karena C sebagai unsur kayu murni tidak kebagian Oksigen,
tidak bisa terbakar, maka pada akhir pembakaran ini diperoleh arang atau karbon
murni. Atau biasanya disebut arang aktif yang sangat baik sebagai pengisap bau,
gas, racun, pemurni air untuk akuarium air laut, penjernih air minum dsb.
Sekarang
minyak tanah makin sulit dan mahal, termasuk gas elpiji kadang-kadang sulit
dicari, arang makin mahal, maka mari memanfaatkan sampah, rerumputan, daun
kering, koran dan kertas bekas, ampas kelapa, kulit kacang dsb.
Briket merupakan bahan bakar padat yang menjadi bahan bakar
alternative pengganti minyak tanah. Saat ini bahan untuk membuat briket tak
hanya dari batu bara saja. Sampah organik pun juga bisa dimanfaatkan Salah satu
produk "daur ulang" sampah itu adalah briket sampah.
Briket yang satu ini
memang terbuat dari sampah. Tapi sampah yang dipakai bukan sembarang sampah,
melainkan sampah organik. Dedaunan, kulit kelapa, rating-ranting tumbuhan kecil.
Sebutan briket sampah, selain mengacu pada bahan baku, juga untuk membedakan
dengan briket batu bara yang sudah ada dikenal masyarakat sebelumnya.
Tujuan Praktikum
Ø
Memanfaatkan sampah organik agar bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar (briket).
Ø Melatih
kreativitas mahasiswa dalam membuat suatu produk daur ulang.
Alat dan Bahan
-
Arang
sampah organik
-
Sagu
-
Arang
sekam
-
Serbuk
gergaji
-
Air
-
Alat
pencetak briket
-
Dongkrak
-
Timbangan
-
Panci
-
Ayakan
Cara Kerja
1. Bakar sampah organik hingga mendapatkan
arang sampah yang tidak terlalu halus sebanyak 1 kg
2. Formula I
a. Rebus sagu sebanyak 62.5 gram dengan air
sebanyak 400 ml hingga mengental
b. Tambahkan arang sampah organik sebanyak
500 gram ke dalam sagu yang telah mengental
c. Aduk menggunakan tangan hingga sagu dan
arang sekam tercampur merata
d. Cetak menggunakan pencetak, tekan dengan
tangan hingga padat
3. Formula II
a. Rebus sagu sebanyak 250 gram dengan air
sebanyak 700 ml hingga mengental
b. Tambahkan arang sampah organik sebanyak
500 gram dan serbuk gergaji sebanyak 500 gram ke dalam sagu yang telah
mengental
c. Aduk menggunakan tangan hingga sagu dan
arang sekam tercampur merata
d. Cetak menggunakan pencetak, tekan dengan
tangan hingga padat
4. Formula III
a. Rebus sagu sebanyak 180 gram dengan air
sebanyak 600 ml hingga mengental
b. Tambahkan arang sampah organik sebanyak
400 gram dan arang sekam sebanyak 400 gram ke dalam sagu yang telah mengental
c. Aduk menggunakan tangan hingga sagu dan
arang sekam tercampur merata
b. Cetak
menggunakan pencetak, tekan dengan menggunakan dongkrak hingga padat
Hasil dan Pembahasan
Permasalahan sampah adalah permasalahan
yang paling krusial saat ini, begitu banyak sampah rumah tangga yang dihasilkan
sehingga menjadi permasalahan tersendiri, untuk sampah organik sudah banyak dapat
diolah menjadi pupuk kompos dan dan smpah – sampah non orgnik seperti plastik
sudah dapat diolah menjadi kerajinan tangan yang mempunyai nilai jual. Selain
dijadikan pupuk organik ternyata sampah organik juga dapat dijadikan briket.
Pembuatan
briket dari sampah organik tidaklah terlalu sulit bahan – bahan yang diperlukan
sangat mudah untuk didapatkan seperti sampah organik (daun dan ranting –
ranting kecil pohon), sagu, arang sekam, dan serbuk gergaji. Pada percobaan
kali ini di buat tiga formula yang berbeda dalam pembuatan briket arang sampah,
formula I menggunakan 62, 5 gram sagu, 400 ml air dan 500 gram arang samaph
organik, formula II menggunakan 250 gram sagu, 700 ml air, 500 gram serbuk
gergaji dan 500 gram arang sampah organik, formula III 180 gram sagu, 600 ml
air, 400 gram arang samaph organik dan
400 gram arang sekam.
Untuk
cara pembuatan dari ke tiga formula tersebut sama, pertama rebus sagu dengan
air hingga sagu mengental dan pada saat masih panas campurkan dengan arang
sampah organik, serbuk gergaji dan arang sekam aduk hingga semua bahan
tercampaur, untuk pencetakan digunakan besi besi yang berbentuk lingkaran
formula I dan II pada saat pencetakan dipadatkan dengan tangan hingga bahan
padat sedangklan formula III pada saat pencetakan proses pemadatan dibantu
dengan dongkrak, setelah selesai dicetak bahan briket sampah organik di oven
selama 24 jam dengan suhu 80oC.
Kesimpulan
Untuk menghasilkan briket arang samaph
organik yang berkualitas bagus diusahakan pada saat pembakaran sampah organik
usahakan sampah organik terbakar secara merata dan hanya menjadi arang jangan
sampai telalu halus / menjadi abu. Briket sampah organik merupakan bahan bakar alternative
pengganti minyak tanah maupun gas dan prospek usaha briket sampah organik
sanagt cerah dikarenakan cara cara pembuatannya yang mudah dan biaya
pembuatannya yang relative murah sehingga briket sampah organik dapat di jual
dengan harga yang tidak terlalu mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar