Jumat, 20 Juli 2012

VERTIKULTUR


VERTIKULTUR

Dasar Teori
Lahan yang sempit memang membuat kegiatan berkebun jadi kurang leluasa, namun dengan memanfaatkan ruang secara vertikal, berkebun menjadi lebih menyenangkan dengan kuantitas yang dapat ditingkatkan. Vertikultur adalah pola bercocok tanam yang menggunakan wadah tanam vertikal untuk mengatasi keterbatasan lahan. Pada praktikum ini akan di gunakan medium berupa tanah, arang sekam dan bokasi. Dengan perbandingan yang berbeda ada media yang hanya menggunakan tanah, tanah + arang sekam (1 : 1), tanah + bokasi (1: 1), dan tanah + bokasi + arang sekam (1 : 1 : 1). Perbandinganmenggunakan volume bukan menggunakan berat karena tanah memiliki berat jenis paling besar di banding media lain.
Kelebihan pertanian vertikultur adalah penghematan pupuk. Hal ini disebabkan media tanaman berada dalam suatu wadah, sehingga pupuk tidak mudah terlarut. Mengurangi pekerjaan pemeliharaan tanaman seperti pencabutan rumput atau gulma karena penanaman vertical mengurangi tumbuhnya gulma. Mencegah kerusakan karena hujan, karena bangunan vertical diberikan atap transparan dari plastik. Efisiensi lahan karena vertikulture dilakukan pada lahan yang sempit. Bisa dijadikan sebagai hiasan atau dikombinasikan dengan tanaman hias
         
Bahan dan Alat
Bahan
·         Tanah
·         Bokasi
·         Arang sekam

Alat
·         Wadah tanam

 Cara Kerja
·         Sediakan wadah tanam untuk penanaman secara vertikulture
·         Semai benih tanaman yang akan di gunakan dalam praktikum ini
·         Sediakan media tanam yang akan di gunakan yaitu tanah, arang sekam, dan bokasi dengan perbandingan tanah + bokasi (1 : 1), tanah + arang sekam (1 : 1), tanah + arang sekam + bokasi (1 :1 :1 ) dan yang terakhir hanay tanah yang di gunakan sebagai media


Pembahasan
                 Pertanian Vertikultur adalah istilah Indonesia yang diambil dari istilah Verticulture dalam bahasa Inggris, yaitu berasal dari dua kata vertical dan culture, maka verticulture adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal bertingkat dengan lahan yang tidak terlalu luas. System ini sangat cocok untuk para petani atau warga masyarakat yang memiliki lahan sempit bahkan pada pemukiman di daerah padat yang tidak memiliki halaman sekalipun. Dengan metode vertikultur ini dapat memanfatkan lahan semaksimal mungkin baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri dengan tanaman sayuran atau buah-buahan semusim atau untuk usaha komersil dimana hasilnya bisa di jual kepasar.
                 Bercocok tanam vertikulture, bentuk bangunan penanaman sangat bervariasi dari bentuk rumah susun, bentuk tangga, bentuk rak bertingkat hingga yang tidak memerlukan bangunan khusus misalnya penempelan pot di tembok menggunakan paku yang disusun ke atas, pot gantung yang dibuat secara bersusun dan lain-lain. Tanaman yang cocok untuk dibudidayakan secara vertukultur adalah jenis tanaman semusim yang tingginya tidak lebih satu meter contohnya cabai, tomat, terong, kubis, sawi, seledri, daun bawang, kangkung darat, bayam dan sebagainya. Sedangkan jenis tanaman merambat contonnya adalah, mentimun, semangka, melon, kacang panjang, dengan diberi ajir (kayu penyangga). Selain untuk tanaman sayuran atau buah-buahan tanaman Vertikultur juga bisa untuk tanaman hias seperti anggrek, bonsai dan lain-lain.

Kesimpulan
                 Ternyata bercocok tanam dengan menggunakan motode vertikultur sangat mudah dan dapat di terapkan di mana saja meski lahan yang kita miliki tidak terlalu luas sebab motode ini cara menanamnya secara vertikal bukan secara horizontal jadi dengan lahan yang sempit pun metode ini masi bisa di terapkan. Selain itu vertikultur juga dapat menghemat pupuk karena media tanam berada pada suatu wadah yang tidak begitu luas dan dapat mengurangi pekerjaan untuk merawat tanaman seperti mencabut gulma karena metode ini dapat mengurangi atau menghambat pertumbuhan gulma.


Daftar Pustaka
http://www.gemari.or.id/artikel/1970.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar