Jumat, 20 Juli 2012

TEKSTUR TANAH


LAPORAN ILMU TANAH








Machdum Umaraya
083112500150005





PROGRAM KEKHUSUSAN AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2009



TEKSTUR TANAH

I. Pendahuluan
1.2 Dasar Teori
Tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat dipakai sebagai alat evaluasi atau jugging ( pertimbangan ) dalam suatu potensi penggunaan tanah.
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif antara Pasir ( sand ) berukuran 2 mm – 50 mikron, debu ( silt ) berukuran 50 – 2 mikron dan liat ( clay ) berukuran < 2 mikron. Klasifikasi tekstur ini berdasarkan jumlah partikel yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai partikel yang > 2 mm dengan jumlah yang nyata, maka penambahan / penyisipan kata – kata berkerikil atau berbatu ditambahkan pada nama kelas tekstur tadi. Sebagai contoh lempung berbatu.
  Untuk keperluan pemilihan ada 12 kelas tekstur tanah. Dan pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu dan liat sangat halus. Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karna berpengaruh pada sifat – sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus.
Tanah bertekstur halus ( dominant liat ) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar ( dominan pasir ). Sehingga tanah – tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur – unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah – tanah berliat memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air ( water retension ). Tanah – tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.
Penetapan tekstur tanah secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu :
1.      Penetapan kasar yaitu menurut perasaan di lapang
2.      Penetapan di laboratorium

Penetapan Tekstur Tanah Menurut Perasaan di Lapang
Penetapan tekstur tanah di lapang dapat dilakukan dengan cara merasakan atau meremas contoh tanah antara ibu jari dan telunjuk.

1.2 Tujuan
Menentukan tekstur tanah berdasarkan sifat fisik dan ukuran partikel tanah.

II. Alat dan Bahan
  1. Tanah
  2. Tangan

III. Cara Kerja
Metode :
Adapun metodenya adalah sebagai berikut :
  1. Ambil segumpal tanah kira – kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga dapat ditekan.
  2. Pijat contoh tanah dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian bentuk seperti benang sambil dirasakan. Langkah pertama yang perlu ditetapkan ialah apakah tanah tersebut bertekstur liat, lempung berliat, lempung atau pasir.
a.              Jika bentukan benang tersebut terbentuk dengan mudah dan tetap, maka contoh tanah tersebut besar kemungkinan adalah liat.
b.              Jika bentukan benang tersebut terbentuk tapi mudah patah, maka kemungkinan lempung berliat.
c.              Jika tidak terbentuk benang , kemungkinan lempung atau pasir.
d.             Jika terasa lembut ( halus dan licin ) seperti tepung, maka debu yang dominant. Tetapi jika terasa berbentuk butir – butir, maka yang dominant adalah pasir.

Tabel. Penetapan kelas Tekstur menurut Perasaan di lapang
Kelas Tekstur
Rasa dan Sifat Tanah
Pasir ( s )

Pasir berlumpur ( ls )

Lempung berpasir ( sl )

Lempung berdebu ( si.l )

Lempung ( l )


Debu ( si )


Lempung berliat ( cl.l )


Lempung liat berpasir        ( s.cl.l )

Lempung liat berdebu ( si.cl.l )
Liat berpasir (si.cl )


Liat berdebu ( si.cl )

Liat ( cl )
Liat berat ( K )
Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan serta tidak melekat.
Rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur serta sedikit sekali melekat.
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras , mudah hancur serta melekat.
Rasa licin, membentuk bola teguh, membentuk pita, lekat.
Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta melekat.
Rasa licin sekali, membentuk bola  teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta agak melekat.
Rasa agak kasar, membentuk bola teguh ( kering ), membentuk gulungan jika dipijit, gulungan mudah hancur serta melekatnya sedang.
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola teguh (kering ), membentuk gulungan jikadipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat serta melekat
Rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali.
Rasa agak licin,membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit,mudah digulung serta melekat.
Ras berat membentuk bola baik serta melekat sekali.
Sama seperti rasa dan sifat tanah liat, tetapi rasa berat sekali.


IV. HASIL
No
Kedalaman
Sifat Tanah
1
20 cm
Agak licin, sedikit lekat, sukar di bentuk
2
40 cm
Sangat licin, mengkilat, halus, lekat, bila dibulatkan kasar


V.    PEMBAHASAN
Tanah terdiri dari butiran-butiran berbagai ukuran. Bagian tanh yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil darim pedon disebut fragmen batuan atau bahan kasar (kerikil samapi batu). Bahan –bahan tanah yang lebih halusdis sebut fraksi tanah halusdan dapat di bedakan menjadi
Pasir                      : 2mm - 50µ
Debu                     : 50µ - 2µ
Liat                        : kurang dari 2µ
Dalam klasifikasi tanah tingkat family kasar atau halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yang mencakup seluruh frahmen tanah (fragmen batuan dan fraksi tanah halus). Kelas beasar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir. Kelas unutk fraksi kurang dari 2 mm fraksi tanah halus meliputi: berpasir, berlempung kasar, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, berliat sangat halus. Bila fraksi tanah halus (kurang dari 2 mm) sedikit sekali (<10%) dan tanah terdiri dari kerikil, batu-batu dan lain-lain (≤ 90% volume) di sebut fragmental.. bila tanah halus termasuk kelas berpasir , berlempng atau berliat, tetapi mengandung 35% - 90% (volume) fragmen batuan (kerikil, batu-batu) maka kelas sebaran besar butirnya disebut berpasir skeletal, berlempung skeletal, dan berliat skeletal.
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satun berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukan lebih kecil sehingga sulit menyerap unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsure hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar.
          
VI. KESIMPULAN
Dari hasil yang di dapatkan pada contoh tanah yang di ambil pada lahan di depan Mushola Bambu Kuning di dapayakn bahwa pada kedalam 20 cm setelah di analis pada ke dalaman 20 cm meter tranah memiliki klasifikasai agak licin, sedikit lekat, sukar di bentuk. Sedangkan untuk contoh tanah yang di ambil pada lahan ynag sama pada ke dalaman yang berbeda yaitu pada kedalaman 40 cm tanah memiliki klasifikasi yang berbeda yaitu tanah bersifat  sangat licin, mengkilat, halus, lekat, bila dibulatkan kasar.
Dan dapat di ambil kesimpulan bahwa contoh tanah yang di ambil pada lahan di depan Mushola Bambu Kuning pada kedalam dengan melihat “Tabel. Penetapan Kelas Tekstur Menurut Perasaan di Lapang” pad ke dalaman 20 cm keadaan tanah termasuk dalam kategori lempung berdebu (si1) sedangkan untuk conth tanah yang di ambil pada kedalaman 40 cm termasuk dalam kategori debu (si).

VII. DAFTAR PUSTAKA
·         Sukartono, Inkorena G. S. Penuntun Praktikum “ Dasar – dasar Ilmu TanahFakultas Pertanian Universitas Nasional, Jakarta, 2007.
·         Hardjowigeno Sarwono, Ilmu tanah – Edisi Baru “Mediyatama Sarana Prakarsa”, Jakarta, 1987

Tidak ada komentar:

Posting Komentar