Minggu, 22 Juli 2012

FLOKULASI DAN PEPTISASI TANAH


FLOKULASI DAN PEPTISASI TANAH


BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
         Pada proses pembentukan struktur tanah, gaya yang menyatukan butir-butir primer menjadi agregat adalah :
  1. Gaya intermolekuler (gaya london Van Der Walls dan ikatan H)
  2. Gaya kapiler yang timbul akibat adanya meniscus
  3. Gaya kimia termasuk pengaruh kation yang terjerap
         Gaya intermolekuler adalah yang terpenting dalam pembentukan struktur mikro.Zarah harus berdekatan satu sama lain, barulah gaya erebut bekerja.Untuk dapat berdekatan zarah tersebut haru terflokulasi atau terkoagulasi terlebih dahulu.
         Pengaruh kation terhadap flokulasi dipengaruhi oleh valensi dan derajat hidrasi dari kation-kation tersebut.Kekuatan flokulasi kation-kation disusun menurut urutan Hofmeister, sebagai berikut :
         H+>Ba2+>Sr2+>Ca2+>Mg2+>Cs+>Rh+>NH4+>K+>Na+>Li+
         Pemberian larutan elektolid dari kation-kation yang mempunyai kerapatan muatan yang tinggi seperti (NH4+ dan Na+) ke dalam suspensi tanah maka akan menyebabkan kation-kation tersebut diserap oleh liat (koloid) tanah dengan lapisan listrik ganda yang tebal sehingga berpotensial tinggi. Semakin tebal hidrasi (mantel air) maka gerakan Brown ion-ion yang terjerap dipermukaan koloid semakin besar sehingga jerapan semakin lemah, netralisasi muatan koloid tidak terjadi dan muatan negatif semakin menonjol serta menimbulkan gaya tolak-menolak yang akhirnya terjadilah peptisasi.

B. Tujuan
         Mengetahui gejala flokulasi dan peptisasi dari suspensi tanah di sekitar kebun percobaan dengan menambahkan NH4OH, Ca(OH)2 dan HCl kedalamnya.


BAB II. BAHAN DAN METODE
B. Alat dan Bahan
  1. Alat :  tanah, NH4OH 3 N, H2O, Ca(OH)2 0,04 N, HCl, air kapur
  2. Bahan :  Gelas ukur 10 ml dan gelas piala 100 ml

C. Cara Kerja
  1. Ambil 5 gram tanah masukkan ke gelas piala, tambahkan 10 ml NH4OH 3 N dan berikan H2O hingga isinya tepat 100 ml
  2. Aduk sampai rata dan biarkan beberapa menit agar bahan-bahan kasarnya menguap
  3. Tambahkan 10 ml Ca(OH)2 0,04 N kocok dan biarkan.Perhatikan gejala flokulasinya
  4. Lalu kedalam tabung lain setelah diberikan 10 ml NH4OH 3 N seperti diatas, tambahkan 10 ml HCl lalu aduk dan biarkan.Perhatika gejala flokulasinya

Hasil Pengamatan :
            Pada gelas piala A pada saat pemberian NH4OH 3 N dan penambahan air kapur berubah menjadi keruh dan pada gelas piala B setelah tanah di tambahkan pelarut yang sama dengan A namun tidak di beri air kapur tetapi di ganti dengan HCl perubahan yang terjadi sama yaitu berubah menjadi keruh namun pada B tanah lebih cepat engendap di bandingkan A.

Pembahasan :
Pada penambahan NH4OH suspensi agak keruh, itu menunjukkan gejala peptisasi yakni kation-kation (NH4+) dijerap oleh liat (koloid) tanah sehingga potensial menjadi tinggi, gerakan Brown semakin besar yang mengakibatkan muatan negatifnya menonjol dan timbulnya gaya tolak-menolakPada penambahan HCl dan Ca(OH)2 terjadi peristiwa flokulasi (penggumpalan koloid tanah) karena H+ dan Ca2+ dijerap oleh koloid tanah dengan potensial rendah sehingga netralisasi muatan koloid dapat berlangsung.


KESIMPULAN
            Pemberian HCl mengakibatkan tanah lebih cepat mengendap di bandingkan dengan pemberian air kapur, dengan demikina dapat dia rtikan bahwa HCl lebih cepat menjerap koloid dalam air sehingga netralisasi muatan koloid tidak terjadi dan muatan negatif semakin menonjol serta menimbulkan gaya tolak-menolak yang akhirnya terjadilah peptisasi di bandingkan dengan pemberian air kapur.


DAFTAR PUSTAKA
  • Sukartono, I.G.S . 2001 . Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah . Jakarta : Fakultas Pertanian UNAS
  • Hardjowigeno, Sarwono . 2003 . Ilmu Tanah . Jakarta : Akademika Pressindo








Tidak ada komentar:

Posting Komentar